
Source: FREEPIK
Kabar baik datang dari sektor manufaktur Indonesia! PMI Manufaktur Indonesia mencatatkan angka sebesar 51,2 pada Desember 2024. Hal tersebut menandakan sektor manufaktur kembali ke zona ekspansif setelah sebelumnya sempat berada di level kontraktif. Indeks PMI itu dihasilkan dari survei bulanan terhadap manajer pembelian (purchasing managers) di berbagai perusahaan untuk mengukur pandangan mereka tentang prospek ekonomi. Angka PMI yang tinggi menunjukkan optimisme pelaku industri terhadap perekonomian.
Angka PMI Manufaktur sebesar 51,2 mengindikasikan sektor ini akan tumbuh pesat kedepannya. Peningkatan tersebut didorong oleh naiknya pesanan baru dari pasar domestik dan ekspor, serta peningkatan aktivitas pembelian bahan baku oleh perusahaan. Selain itu, inflasi yang tetap terkendali di angka 1,57% (yoy) pada Desember 2024 juga turut memberikan dorongan bagi pertumbuhan sektor manufaktur Indonesia.
Lalu, bagaimana upaya pemerintah dalam meningkatkan sektor manufaktur dan apa saja tantangan yang harus dihadapi?
Upaya Pemerintah Meningkatkan Sektor Manufaktur Nasional
Pemerintah terus melakukan berbagai strategi untuk meningkatkan daya saing sektor manufaktur nasional. Bagaimana caranya? Ini dia caranya:
- Mendorong Penggunaan Bahan Baku Lokal: Salah satu kebijakan utama yang ditekankan pemerintah adalah penggunaan bahan baku dalam negeri dibandingkan impor. Salah satu langkah yang diambil adalah akselerasi hilirisasi industri berbasis sumber daya alam. Langkah tersebut bertujuan untuk mengurangi beban biaya produksi akibat melemahnya nilai tukar Rupiah dan memastikan ketersediaan bahan baku industri.
- Penguatan Kebijakan Perlindungan Industri Nasional: Pemerintah akan memperketat regulasi safeguards dan menerapkan kebijakan Anti Dumping untuk melindungi industri lokal dari persaingan tidak sehat. Hal itu disebabkan karena lonjakan produk jadi impor, baik legal maupun ilegal, diduga kuat menyebabkan kontraksi PMI manufaktur Indonesia pada November tahun lalu.
- Ekspansi Pasar Ekspor: Pemerintah juga berupaya memberikan akses pasar yang lebih luas bagi produk manufaktur nasional melalui berbagai kerja sama perdagangan internasional, seperti mempercepat perundingan Indonesia-EU CEPA dan bergabung di kesepakatan CP-TPP. Langkah ini akan membuka peluang bagi produsen dalam negeri untuk menembus pasar baru dan meningkatkan daya saing global.
Langkah Strategis Lanjutan yang Dilakukan Pemerintah
Selain kebijakan yang telah diterapkan, pemerintah merencanakan beberapa strategi lanjutan untuk mendorong industri nasional, di antaranya:
-
Insentif Fiskal: Pemerintah juga memberikan berbagai insentif fiskal, termasuk PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk sektor otomotif dan pembiayaan bagi industri padat karya (tekstil, furniture, dan makanan minuman). Selain itu, pemerintah juga berusaha untuk mempermudah perizinan untuk mendorong sektor ini lebih berkembang.
-
Peningkatan Kualitas SDM: Pemerintah fokus pada pelatihan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja di sektor manufaktur. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa SDM Indonesia siap menghadapi tantangan industri 4.0.
-
Penguatan Riset dan Inovasi: Pemerintah mendukung riset dan inovasi untuk menciptakan teknologi baru yang lebih efisien. Kolaborasi antara lembaga riset dan industri sangat penting untuk meningkatkan daya saing sektor manufaktur Indonesia.
Meskipun prospek industri manufaktur cukup menjanjikan, beberapa tantangan masih perlu diatasi, seperti fluktuasi harga komoditas global, seperti minyak sawit mentah (CPO), emas, dan kopi yang berpotensi meningkatkan biaya produksi, serta penguatan nilai tukar Dolar AS yang berdampak pada kenaikan harga impor bahan baku.
Namun, dengan berbagai langkah strategis yang terus diambil oleh pemerintah, sektor manufaktur Indonesia diperkirakan akan terus berkembang pada 2025. Optimisme pelaku usaha terlihat dari PMI Manufaktur yang kembali ke level ekspansif. Ditambah lagi, Bank Dunia juga memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5% di 2024 dan naik menjadi 5,1% di 2025. Hal ini menunjukkan prospek pemulihan yang semakin baik. Oleh karena itu, mari kita dukung industri manufaktur Indonesia ke level yang lebih tinggi!
Bergabunglah dengan kami dalam Manufacturing Indonesia 2025: Biggest Manufacturing Expo in Southeast Asia. Kunjungi website kami di https://www.manufacturingindonesia.com/ untuk informasi terkini seputar industri manufaktur. Ikuti akun media sosial Instagram kami @manufacturing.indonesia untuk mengetahui informasi seputar pameran dan ikuti akun media sosial TikTok kami @manufacturing.indonesia untuk mengetahui informasi unik terkait industri manufaktur.
Reference
- Satya, V. E., & Firdaus, M. I. (2024). KONTRAKSI PURCHASING MANAGER ’ S INDEX MANUFAKTUR INDONESIA. 16(1).
- PMI Manufaktur Kembali Ekspansif di Akhir Tahun 2024. rri.co.id. Diakses pada 04 Februari 2025 https://www.rri.co.id/ntt/bisnis/1233161/pmi-manufaktur-kembali-ekspansif-di-akhir-tahun-2024
- PMI Manufaktur Indonesia Naik pada Desember 2024, Tembus Fase Ekspansif di 51,2. liputan6.com. Diakses pada 4 Februari 2025 https://www.liputan6.com/bisnis/read/5860730/pmi-manufaktur-indonesia-naik-pada-desember-2024-tembus-fase-ekspansif-di-512?page=5
- Ekonomi Indonesia Diproyeksi Akan Kembali Tembus 5 Persen. mediakeuangan.kemekeu.go.id. Diakses pada 4 Februari 2025 https://mediakeuangan.kemenkeu.go.id/article/show/ekonomi-indonesia-diproyeksi-akan-kembali-tembus-5-persen