Pameran Manufacturing Surabaya Kian Diminati Pengusaha Dari Timur

Surabaya (beritajatim.com) – Pada triwulan I 2022, pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur mengalami peningkatan signifikan sebesar 5,2% dibanding periode yang sama di tahun lalu. Bergeraknya sektor industri manufacturing menjadi salah satu pemicunya.

Hal ini membuat PT Pamerindo Indonesia kembali menghadirkan seri pameran Manufacturing Surabaya di Grand City Convention & Exhibition Center Surabaya, mulai hari ini hingga 16 Juli 2022 mendatang.

Sebanyak 181 brand terkemuka di industri manufaktur akan ambil bagian dan siap menyambut lebih dari 4.700 pengunjung di pameran yang sempat vakum selama 2 tahun akibat pandemi Covid-19.

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, menyambut baik gelaran pameran Manufacturing 2022  dan berkomitmen terus mendukung pameran sebagai bentuk dukungan pada bisnis manufactur di Jatim.

Wagub Emil meyakini ajang seperti ini akan menjadi eye opener bagi pelaku industri manufaktur mengenai teknologi terkini.

“Di Jatim perekonomian ditopang oleh manufaktur karena sebagai perekonomian terbesar kedua di Indonesia dengan lebih dari 30 persen. Jatim menyumbang hampir seperempat dari output industry manufaktur artinya mengadakan ini di Jatim adalah pilihan yang tepat,” tambahnya.

Wagub Emil senang ada ruang bagi local producer of machineries di event pameran. Dimana mesin-mesin yang diproduksi di Jawa Timur juga mendapat kesempatan untuk ditampilkan.

Wagub Emil berharap melalui forum ini bussines matchmaking bisa berjalan dan adopsi teknologi bisa berjalan dengan baik

“Ada yang bilang seeing is believing walaupun sekarang eranya digital harus bisa melihat secara langsung,” tutur Emil.

Lia Indriasari, Events Director PT Pamerindo mengatakan, Manufacturing Surabaya 2022 merupakan wujud komitmen Pamerindo Indonesia untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan industri lokal, khususnya Jawa Timur sebagai lead ekspor industri manufaktur.

“Kami berharap pameran ini dapat mendorong pertumbuhan industri lokal di tengah upaya resiliensi paska pandemi serta mendukung penguatan daya saing sektor manufaktur lokal,” paparnya.

Tak hanya itu saja, tahun ini Lia melihat ada potensi peningkatan transaksi sebab beberapa pengunjung yang mendaftar tak hanya dari Jatim tetapi juga dari beberapa daerah di Indonesia Timur.

“Ini menjadi penanda perkembangan industri sudah merata hingga ke timur dan pameran ini menjadi pilihan utama bagi pengusaha yang tinggal di kawasan timur tentunya,” tandasnya.[rea]

 

Manufacturing Indonesia 2022: Exhibitors Line-up Part III

Pengusaha Ingin Insentif PPh Pasal 22 Impor Tetap Diberikan ke Sektor Manufaktur

Pengusaha Ingin Insentif PPh Pasal 22 Impor Tetap Diberikan ke Sektor Manufaktur

ILUSTRASI. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Sarman Simanjorang. Pengusaha meminta pemerintah tetap memberikan insentif PPh Pasal 22 impor ke industri manufaktur.

 

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah memperpanjang insentif pajak yang berkaitan dengan penanganan Covid-19 sampai akhir 2022. Salah satu insentif pajak yang diperpanjang adalah pembebasan dari pemungutan PPh Pasal 22 impor.

Pemberian insentif tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 114/PMK.03/2022 Tentang Perubahan Atas PMK Nomor 3/PMK.03/2022 Tentang Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Covid-19.

Cuma, pemerintah tidak mencamtumkan industri manufaktur sebagai penerima insentif PPh Pasal 22 impor dalam PMK tersebut.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Sarman Simanjorang mengatakan, saat ini perekonomian Indonesia masih diselimuti ketidakpastian. Dus, ia berharap pemerintah memberikan berbagai stimulus dan keringanan kepada dunia usaha, salah satunya adalah pemberian insentif PPh Pasal 22 impor kepada sektor manufaktur.

“Seyogyanya untuk semua diperpanjang (insentif pajak), dalam hal ini sampai kita betul-betul pada kondisi ekonomi yang pulih. Apalagi dengan sektor manufaktur, kami sangat berharap memang agar industri manufaktur ini tetap dipertahankan untuk diberikan insentif PPh Pasal 22 impor,” ujar Sarman kepada Kontan.co.id, Senin (1/8) yang lalu.

Hal tersebut dengan mempertimbangkan kondisi ketidakpastian apabila harga bahan-bahan baku terutama bahan baku impor tidak tersedia di Indonesia, sehingga mau tidak mau para pelaku usaha akan melakukan impor.

“Di sini memang sangat diharapkan adanya suatu insentif pajak, sehingga tidak membuat harga-harga itu naik signifikan apabila biaya pajak ini bisa dibantu oleh pemerintah,” kata Sarman.

Oleh karena itu, Sarman menyarankan pemerintah untuk aktif mengevaluasi dan mempertimbangkan kebijakan-kebijakan yang bersentuhan langsung dengan dunia usaha serta melihat kondisi ekonomi global.

Apabila kebijakan yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk membantu dunia usaha, maka pemberian insentif PPh Pasal 22 impor perlu ditinjau kembali oleh pemerintah untuk memastikan bahwa sektor manufaktur bisa tetap produktif.

“Kalaupun terjadi kenaikan harga-harga bahan baku, tetap bisa diteken dengan adanya katakanlah insentif PPh Pasal 22 Impor ini,” imbuh Sarman.

 

Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

Source: https://nasional.kontan.co.id/news/pengusaha-ingin-insentif-pph-pasal-22-impor-tetap-diberikan-ke-sektor-manufaktur

 

Jaga Kinerja Manufaktur di Tengah Resesi AS, Ini Tantangan Pemerintah

Jaga Kinerja Manufaktur di Tengah Resesi AS, Ini Tantangan Pemerintah

Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis – Abdullah Azzam

 

Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan pengusaha berharap pemerintah bisa cermat mengelola pendapatan yang diraup dari kinerja ekspor manufaktur Indonesia di tengah ancaman resesi Amerika Serikat dan inflasi nasional.

Ketua Bidang Industri Manufaktur Apindo Johnny Darmawan mengatakan kecermatan mengelola pemasukan dari kinerja ekspor diperlukan untuk ‘jaga-jaga’ atas dampak resesi ekonomi dan inflasi yang sudah terjadi.

“Pemerintah harus pintar-pintar manage kelebihan duit ekspor. Resesi dan inflasi akan berdampak ke sektor manufaktur Indonesia. Namun, kapan persis dampaknya tidak tahu,” kata Johnny kepada Bisnis, Rabu (3/8/2022).

Pada semester I/2022, industri manufaktur berhasil lolos dari tekanan geopolitik global di tengah pemulihan pascapandemi.

Badan Pusat Statistik mencatat, seluruh sektor di industri manufaktur mencatatkan kinerja positif sepanjang semester I/2022. Manufaktur perkapalan menjadi sektor dengan kinerja paling impresif.

Nilai ekspor sektor tersebut pada paruh pertama 2022 tumbuh pesat hingga 1.209,76 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya dengan nilai US$590 juta.

Di belakangnya, menyusul industri bahan kimia anorganik dengan pertumbuhan mencapai 117,1 persen year on year (yoy). Nilai ekspor sektor itu pada semester I/2022 mencapai US$1,44 miliar.

Di peringkat berikutnya, terdapat industri besi dan baja yang mengalami pertumbuhan nilai ekspor sebesar 64,88 persen yoy. Nilai ekspor besi dan baja RI pada semester I/2022 mencapai US$14,48 miliar.

Sementara dari industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang menunjukkan kinerja paling impresif pada Juni 2022, ada sektor alas kaki yang ekspornya tumbuh 38,48 persen dengan nilai US$3,95 miliar.

Pemerintah, lanjut Johnny, mesti fokus memikirkan keberlanjutan kinerja positif industri manufaktur melalui pembangunan infrastruktur serta regulasi yang mendukung upaya tersebut.

 

Author: Rahmad Fauzan
Editor : Amanda Kusumawardhani

Source: https://ekonomi.bisnis.com/read/20220803/257/1562488/jaga-kinerja-manufaktur-di-tengah-resesi-as-ini-tantangan-pemerintah

Indonesia Mimpi Masuk 5 Manufaktur Tekstil Terbesar Dunia pada 2030

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah menargetkan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional dapat memenuhi sebagian besar permintaan domestik, mencapai peningkatan ekspor sebesar 15 persen per tahun pada 2025.

Kemudian menjadi Top 5 manufaktur tekstil di dunia pada tahun 2030 dengan spesialisasi di functional clothing.

Hingga kini, TPT disebut terus memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian Indonesia, seiring pemulihan dari pandemi Covid-19.

Sebagai jaring pengaman sosial dan penghasil devisa, industri TPT mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 3,65 juta orang atau mencapai 18,79 persen dari total pekerja disektor industri manufaktur.

“Sementara itu, sebagai penghasil devisa, nilai ekspor industri TPT menembus USD 13,02 miliar pada tahun 2021,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya secara virtual pada3rd Indonesia Textile Conference di Bandung, Kamis (28/7/2022).

Menperin juga mengemukakan, industri TPT memiliki peranan strategis dalam proses industrialisasi.

“Ini karena input dan output industri TPT mempunyai keterkaitan kuat dengan industri lain maupun sektor ekonomi lain, mulai dari bahan baku berupa serat sampai dengan barang konsumsi berupa pakaian jadi dan barang jadi,” bebernya.

Dengan besarnya peran dan kontribusi tersebut, pemerintah memacu utilitas industri tekstil agar kembali ke tingkat utilisasi sebelum pandemi, yaitu antara 60-80 persen sehingga dapat menopang ekspor nasional.

“Secara bertahap sektor ini sudah mulai pulih. Saat ini utilisasinya di angka 70 persen,” beber Agus.

Dibanding tahun lalu, nilai ekspor TPT naik secara signifikan sebesar 28 persen. Kenaikan ini didorong oleh pakaian jadi dan benang.

“Investasi industri juga mengalami kenaikan sebesar 6,4 persen sampai triwulan I tahun 2022 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya” imbuhnya.

Sebagai salah satu sektor pioritas, industri TPT merupakan bagian tak terpisahkan dari program Making Indonesia 4.0.

Agenda Making Indonesia 4.0 pada industri tekstil di Indonesia diarahkan untuk menjadikan industri tekstil nasional sebagai pemimpin dalam produksi pakaian “fungsional”.

 

Ekspor Tekstil Ditargetkan Capai 15 Persen Per Tahun

Sambut HUT ke-77 RI, Museum Tekstil Gelar Pameran Kain Tenun

Pengunjung melihat kain tenun di pameran tenun bertajuk “Nuansa Kemilau Wastra Tenun Indonesia” di Museum Tekstil, Jakarta, Rabu (20/7/2022). Pameran dalam rangka memperingati HUT ke – 77 RI ini berlangsung hingga 31 agustus 2022 mendatang dan menampilkan kerajinan tenun dari Sumatera, Sulawesi, dan Timor. (Liputan6.com/Johan Tallo)

 

“Implementasi agenda Making Indonesia 4.0 di industri TPT telah dimulai dengan beberapa aktivitas mulai dari membangun konektivitas dan perbaikan alur aliran material TPT, kemudian training manajer transformasi 4.0 pada industri TPT,” tutur Menperin Agus.

Selain itu, dilaksanakan pilot project daur ulang dan circular economy dalam rangka sustainibility, penyiapan lighthouse nasional TPT 4.0 untuk sektor benang dan kain, verifikasi INDI 4.0 atau Indonesia Industry 4.0 Readiness Index dan asesmen dalam rangka INDI Awards (penghargaan kepada industri yang telah menerapkan industri 4.0), serta insentif restrukturisasi mesin.

“Untuk mempercepat proses transformasi digital dan pencapaian target tersebut, Kemenperin telah membangun Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 yang menawarkan lima layanan utama dalam membantu industri TPT secara khusus,” kata Menperin.

Di samping itu, Kemenperin juga melakukan upgrading Politeknik STTT Bandung untuk menjadi capability center bagi pengembangan sumber daya manusia industri tekstil.

“Kami mengundang para pelaku industritekstil untuk memanfaatkan layanan-layanan ini dalam rangka meningkatkan daya saing produk TPTnasional di pasar global,” tegas Agus.

 

 

Konferensi Tekstil

Sambut HUT ke-77 RI, Museum Tekstil Gelar Pameran Kain Tenun

Pengunjung melihat kain tenun di pameran tenun bertajuk “Nuansa Kemilau Wastra Tenun Indonesia” di Museum Tekstil, Jakarta, Rabu (20/7/2022). Pameran dalam rangka memperingati HUT ke – 77 RI ini berlangsung hingga 31 agustus 2022 mendatang dan menampilkan kerajinan tenun dari Sumatera, Sulawesi, dan Timor. (Liputan6.com/Johan Tallo)

 

Apresiasi juga diberikan kepada Politeknik STTT Bandung, yang turut berperan besar dalam upaya kemajuan pendidikan dan industri tekstil nasional.

“Sebagai salah satu pendidikan tinggi vokasi di lingkungan Kemenperin, Politeknik STTT Bandung merupakan bagian dari ekosistem pembangunan industri nasional yang memiliki peran strategis dalam mensuplai tenaga kerja terampil sesuai dengan kebutuhan industri tekstil,” jelas Menperin.

Selain itu, penyelenggaraan The 3rd Indonesia Textile Conference juga merupakan bagian dari rangkaian acara peringatan 100 tahun pendidikan tekstil di Indonesia.

“Usia 100 tahun menunjukkan eksistensi Politeknik STTT Bandung sebagai penyelenggara pendidikan yang telah menerapkan link and match dengan industri dan customized mengikuti pergerakan arah industri sehingga menjadi solusi penyediaan SDM industri yang kompeten,” papar Agus.

Politeknik STTT Bandung pun telah menjadi contoh baik (best practice) pengelolaan pendidikan vokasi sehingga dijadikan benchmark oleh pendidikan vokasi lain.

“Keberhasilan ini patut kita replikasi pada pendidikan vokasi lainnya,” imbuhnya.

Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri Kemenperin Restu Yuni Widayati menambahkan, dalam persaingan global, industri tekstil Indonesia harus menggeser dirinya dari keunggulan komparatif ke keunggulan kompetitif yang lebih berbasis pengetahuan dengan menguasai teknologi dan mengejar inovasi melalui pendidikan dan penelitian dan pengembangan (R&D).

Keduanya tidak dapat dipisahkan dan menjadi tulang punggung industri tekstil nasional.

“Dari aspek pengembangan SDM dan ketersediaan bahan baku, penyelenggaraan pendidikan tinggi bidang tekstil menjadi sangatlah penting. Untuk itu, upaya adaptasi penyelenggaraan pendidikan bidang tekstil harus terus dilakukan,” terangnya.

 

Oleh: Natasha Khairunisa Amani

Source: https://www.liputan6.com/bisnis/read/5027167/indonesia-mimpi-masuk-5-manufaktur-tekstil-terbesar-dunia-pada-2030

Perawatan Prediktif, Solusi Zero Downtime Mesin pada Industri Manufaktur

Perawatan prediktif dapat membantu pengelola pabrik untuk mendeteksi kerusakan mesin lebih dini sehingga downtime pada industri manufaktur bisa dihindari

Perawatan prediktif dapat membantu pengelola pabrik untuk mendeteksi kerusakan mesin lebih dini sehingga downtime pada industri manufaktur bisa dihindari(Mitsubishi Electric)

 

KOMPAS.com – Dalam meningkatkan produktivitas guna memenuhi permintaan pasar yang meroket, industri manufaktur berupaya mencegah downtime pada mesin (zero downtime).

Selama masa downtime, industri manufaktur berpotensi kehilangan profit. Pasalnya, produksi pabrik ikut terhenti secara otomatis akibat mesin berhenti bekerja.

Sebagai contoh, downtime bisa saja diawali dari kemungkinan kerusakan pada sebuah gear. Bulatan logam pipih ini berpotensi mengalami kerusakan ketika bekerja secara terus-menerus. Hal ini pun berakibat pada penurunan kinerja mesin.

Namun, kemungkinan kerusakan gear kerap tidak disadari hingga akhirnya menyebabkan downtime pada mesin.

Kondisi itu sebetulnya bisa dihindari jika pengelola pabrik dapat mendeteksi kerusakan mesin lebih dini melalui perawatan prediktif (predictive maintenance).

Semakin cepat kerusakan pada mesin terdeteksi, maka pabrik memiliki waktu yang lebih panjang untuk merencanakan perawatan mesin atau memesan suku cadang (spare part) yang berpotensi rusak.

Untuk diketahui, dalam melakukan perawatan prediktif, pengelola pabrik perlu mengumpulkan sejumlah data terlebih dahulu. Data-data ini mencakup data manufaktur, proses mesin, lingkungan, dan monitoring kondisi.

Lewat pengumpulan data pada kasus kerusakan gear, misalnya, pengelola pabrik dapat mengetahui, menganalisis, dan memprediksi kerusakan, bahkan sebelum hal itu terjadi.

Dengan kata lain, perawatan prediktif dapat membantu pengelola pabrik mencoba melihat hal yang tidak terlihat (trying to see the unseen).

Guna mendukung hal itu, Mitsubishi Electric menghadirkan sejumlah produk factory automation yang dapat digunakan untuk mencapai zero downtime. Salah satunya adalah paket aplikasi software iQ Monozukuri Rotary Machine Vibration Diagnosis.

Software tersebut dapat membantu industri manufaktur untuk memvisualisasikan kondisi mesin dengan mengumpulkan, menganalisis, dan mendiagnosis data getaran abnormal pada mesin secara mudah. Dengan visualisasi ini, downtime pada mesin pun dapat dihindari.

Selain itu, Mitsubishi Electric juga memiliki produk factory automation yang memiliki fungsi “self-diagnosis”, misalnya MELSERVO-J5, Inverter E800, dan Robot Industri MELFA Smart Plus.

Sebagai informasi, kehadiran fungsi “self-diagnosis” pada produk tersebut dapat mendeteksi dini perubahan getaran, gesekan pada komponen, dan kerusakan (error) yang akan terjadi.

Dengan demikian, pabrik dapat menyiapkan suku cadang sebelum komponen tertentu mengalami kerusakan.

Tak hanya sebagai alarm deteksi dini, fungsi “self-diagnosis” juga dapat mendukung kestabilan sistem operasi pada perangkat.

Pada akhirnya, perawatan prediktif dengan beragam produk factory automation dari Mitsubishi Electric bisa mendukung pabrik untuk mencapai zero downtime demi mencapai profit yang maksimal.

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai produk Factory Automation, kunjungi situs resmi Mitsubishi Electric Indonesia.

 

Penulis : Aningtias Jatmika
Editor : Agung Dwi E

Source: https://money.kompas.com/read/2022/07/28/090200126/perawatan-prediktif-solusi-zero-downtime-mesin-pada-industri-manufaktur

Menperin: Investasi Sektor Manufaktur Capai Rp 230 Triliun

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Industri pengolahan semakin bergeliat menggelontorkan dananya guna meningkatkan kapasitas dan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi. Itu dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Industri pengolahan semakin bergeliat menggelontorkan dananya guna meningkatkan kapasitas dan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi. Itu dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor. Foto: Antara/Galih Pradipta

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Industri pengolahan semakin bergeliat menggelontorkan dananya guna meningkatkan kapasitas dan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi. Itu dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.

Hal tersebut tercermin dari realisasi penanaman modal sektor industri yang mencapai Rp 230,8 triliun atau memberikan kontribusi sebesar 39,5 persen dari total nilai investasi yang menembus Rp 584,6 triliun pada semester I 2022. “Sektor industri manufaktur nilai investasinya naik dari Rp 167,1 triliun pada semester I 2021, menjadi Rp 230,8 triliun pada semester I 2022 atau naik double digit sebesar 38 persen,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, dalam keterangan resmi, Senin (25/7).

Menperin menjelaskan, selama ini peningkatan investasi di sektor industri selalu memberikan multiplier effect yang luas bagi perekonomian nasional. Selain menambah devisa dan penyerapan tenaga kerja, juga akan memperkuat struktur manufaktur di dalam negeri sehingga industri di Indonesia bisa lebih berdaya saing hingga kancah global.

“Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi, karena didukung dengan potensi pasar yang besar dan kebijakan pemerintah yang probisnis kepada para pelaku usaha. Termasuk upaya mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi Covid-19,” jelas dia.

Agus menegaskan, pemerintah bertekad konsisten meningkatkan iklim usaha dan investasi yang kondusif. Melalui upaya pengendalian pandemi Covid-19 yang maksimal, capaian realisasi investasi akan terus meningkat.

“Selain itu, permintaan domestik yang kian membaik seiring pula dengan keleluasan mobilitas aktivitas masyarakat, serta percepatan pemberian vaksin booster kepada masyarakat dan para pekerja industri. Ini menjadi jaminan atas tetap tingginya minat investor berekspansi di tanah air,” tuturnya.

Merujuk data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada Januari-Juni 2022, penanaman modal dalam negeri (PMDN) sektor industri sebesar Rp 65,2 triliun atau berkontribusi 23,8 persen dari total PMDN yang mencapai Rp 274,2 triliun. Sementara, penanaman modal asing (PMA) sektor industri menembus Rp 165,6 triliun atau menyumbang paling tinggi sebesar 53,4 persen dari total PMA yang mencapai Rp 310,4 triliun.

“Investor saat ini lebih banyak mengincar sektor produktif seperti industri manufaktur dibanding sektor lainnya. Oleh karena itu, selain mendorong sektor industri padat modal untuk transfer teknologi, kami juga memacu sektor industri padat karya sebagai upaya meningkatkan serapan tenaga kerja di dalam negeri,” tutur dia.

Sepanjang semester I 2022, sektor manufaktur yang memberikan sumbangsih paling besar terhadap capaian PMDN yaitu industri makanan dengan nilai mencapai Rp 24,2 triliun atau naik 8,8 persen secara tahunan (year on year). Selanjutnya, untuk capaian PMA, kontribusi paling besar dari sektor manufaktur adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya yang mencapai 5,7 miliar dolar AS atau naik 26,3 persen year on year (yoy) serta industri kimia dan farmasi sebesar 1,8 miliar dolar AS atau naik 8,1 persen yoy.

“Secara kumulatif, untuk PMDN dan PMA pada semester I 2022, investasi sektor manufaktur yang paling dominan adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp 87,9 triliun atau naik 15 persen yoy. Disusul industri makanan sebesar Rp 42 triliun atau naik 7,2 persen yoy,” tutur Agus.

Menurutnya, kebijakan pemerintah yang konsisten menerapkan hilirisasi industri dan menyetop ekspor bahan mentah, dinilai menjadi potensi peningkatan investasi. Khususnya di industri peleburan dan pemurnian (smelter).

“Pabrik smelter mulai tumbuh di sejumlah wilayah luar Jawa. Artinya, akan mendorong pemerataan ekonomi atau sejalan dengan pembangunan Indonesia sentris,” ujar dia.

 

Red: Ichsan Emrald Alamsyah

Source: https://www.republika.co.id/berita/rfl9vw349/menperin-investasi-sektor-manufaktur-capai-rp-230-triliun

Mantap! Realisasi Investasi Industri Manufaktur Moncer, Ini Sektornya

Mantap! Realisasi Investasi Industri Manufaktur Moncer, Ini Sektornya

Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis – Abdullah Azzam

 

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat peningkatan realisasi investasi di sejumlah sektor manufaktur Tanah Air pada paruh pertama 2022.

Mengutip laporan realisasi investasi BKPM terbaru yang dirilis Rabu (20/7/2022), kenaikan realisasi investasi signifikan dialami oleh sektor logam serta makanan dan minuman (mamin).

“Industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya naik 15 persen. Industri makanan naik 7,2 persen,” kata Menteri Investasi/BKPM dalam paparannya, Rabu (20/7/2022).

Jika dirinci, realisasi investasi kedua sektor tersebut masing-masing senilai Rp87,9 triliun dan Rp42 triliun yang diraup secara total dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA).

Bahkan, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya tercatat sebagai sektor dengan realisasi investasi paling tinggi selama periode Januari – Juli tahun ini.

Secara lebih detail, industri logam meraup investasi mayoritas dari PMA senilai US$5,7 miliar atau 26,3 persen lebih banyak dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, industri makanan meraup investasi mayoritas dari PMDN senilai Rp24,2 triliun atau 8,8 persen lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain kedua industri tersebut di atas, realisasi investasi di sektor manufaktur Tanah Air juga tercatat naik pada paruh pertama 2022 untuk industri kimia dan farmasi dengan rak pun mencapai US$1,8 miliar, atau naik 8,1 persen.

 

Author: Rahmad Fauzan
Editor : Amanda Kusumawardhani
Source: https://ekonomi.bisnis.com/read/20220720/257/1557196/mantap-realisasi-investasi-industri-manufaktur-moncer-ini-sektornya

Perusahaan Korea Ini Dapat Pesanan dari Manufaktur Otomotif Global KRW8 Triliun

 

LG Electronics (LG) kembali memperkuat posisi mereka sebagai pemain besar dalam solusi bisnis komponen kendaraan listrik (EV). Menutup paruh pertama tahun 2022, LG mengemukakan bahwa mereka telah berhasil mendapatkan pesanan dengan total KRW 8 triliun, untuk menyediakan pengalaman in-vehicle kepada beragam manufaktur mobil global.

Perusahaan elektronik asal Korea ini telah bekerja sama dengan berbagai produsen mobil global termasuk Mercedes-Benz AG, Groupe Renault dan General Motors untuk menyediakan sistem P-OLED IVI kepada seluruh produk mobil listrik kliennya dan meningkatkan portofolio mereka dengan lebih komprehensif. Solusi bisnis komponen EV LG terus bertumbuh pesat melalui tiga sektor bisnis inti: LG Vehicle component Solutions (VS) Company, ZKW Group dan LG Magna e-Powertrain.

Diakuisisi oleh LG pada tahun 2018, ZKW Group menawarkan teknologi lampu depan kendaraan terdepan di pasar, dan bekerja sama dengan klien-klien global termasuk BMW, Mercedes-Benz AG, Audi dan Porsche. Sementara itu, LG Magna e-Powertrain memperluas basis produksi globalnya, dengan menambahkan fasilitas manufaktur ketiga di Ramos Arizpe, Coahuila, Meksiko setelah membangun 2 pabrik lainnya yang sudah berdiri di Incheon, Korea Selatan dan Nanjing, China.

Konstruksinya telah dimulai di atas tanah seluas 25.000 meter persegi dan diharapkan pabrik dapat dibuka di tahun 2023 mendatang. Pabrik di Meksiko ini akan digunakan sebagai tempat untuk memproduksi komponen utama seperti mesin dan inverter untuk EV generasi terbaru milik General Motors.

Pada paruh pertama tahun ini, nilai pesanan untuk solusi komponen EV LG melampaui total nilai akumulasi dari semua pesanan tahun 2021 (KRW 60 triliun) dengan peningkatan sebesar 13%. LG mengharapkan bahwa akumulasi pesanan yang ditempatkan pada bisnis komponen EV di akhir tahun 2022 akan melebihi KRW 65 triliun.

Di tengah menurunnya produksi kendaraan dikarenakan ketiadaan stok automotive semiconductors dan masalah pasokan global lainnya, LG EV memperlihatkan kinerja positif. Penjualan konsolidasi untuk komponennya naik hingga 24% bila dibandingkan dengan tahun lalu dan mencapai penjualan hingga KRW 6, 7 triliun.

Berdasarkan laporan dari firma riset pasar Strategy Analytics yang diterbitkan pada April 2022, LG diperkirakan sudah memimpin pasar telematika global, dengan pangsa pasar sebesar 22.7% dalam kuartal pertama di tahun 2022 dan mencatat pangsa pasar sebesar 2 digit di pasar audio, video dan navigasi (AVN) sejak 2021.

“Dengan memanfaatkan teknologi inti yang canggih serta kerjasama dengan manufaktur global yang kuat, kami akan terus menyediakan nilai tambah yang berbeda bagi seluruh pelanggan kami dalam industri otomotif,” tutur Eun Seok-hyun, Presiden LG VS Company.

 

 

Oleh: Arie Liliyah | Editor : Eva Martha Rahayu

Source: https://swa.co.id/automotive/perusahaan-korea-ini-dapat-pesanan-dari-manufaktur-otomotif-global-krw8-triliun

Emil Dardak: Industri Manufaktur Lokal Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Jatim Pascapandemi

Wak Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak(DOK. PEMPROV JATIM)

 

SURABAYA, KOMPAS.com – Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak mendorong industri manufaktur lokal menjadi salah satu pendongkrak pertumbuhan ekonomi di Jatim pasca pandemi.

Di Jawa Timur kata dia, sektor Industri memegang peranan yang cukup strategis dalam mendorong Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). “30,6 persen PDRB Jatim berasal dari sektor manufaktur,” katanya saat membuka Pameran Manufacturing 2022 di Grand City Mall Surabaya, Rabu (13/7/2022).

Geliat bisnis manufaktur secara nasional pascapandemi menurut Emil Dardak menunjukkan pertumbuhan positif. Sejalan dengan pertumbuhan nasional, Emil berharap ekspansi sektor manufaktur lokal pun terus meningkat.

“Sebagai industri sekunder, manufaktur ikut menyumbang angka pertumbuhan ekonomi Jatim yang mengalami kenaikan signifikan menjadi 5,2 persen pada triwulan I tahun 2022,” jelasnya.

Pemprov Jatim kata dia akan terus berupaya membangun dan mendorong sektor manufaktur agar semakin memiliki daya saing dan kemandirian untuk pemulihan ekonomi.

“Industri manufaktur adalah sektor yang tengah dibangun Pemprov Jatim sebagai upaya menggenjot kembali perekonomian di Jatim,” jelasnya.

 

Manufacturing Surabaya 2022

Pameran manufaktur yang digelar 13 – 16 Juli 2022 di Grand City Mall Surabaya itu diikuti sebanyak 181 brand terkemuka.

Pameran menyuguhkan beragam informasi melalui seminar hybrid, serta peralatan dan perlengkapan industrial inovatif.

“Melalui pameran manufaktur ini, memungkinkan seluruh pelaku industri untuk bertemu dan membuka peluang investasi atau berkolaborasi bisnis,” kata Event Director PT Pamerindo Lia Indriasari.

Manufacturing Surabaya 2022 kata Lia merupakan wujud komitmen pihaknya dalam mendukung perkembangan dan pertumbuhan industri lokal, khususnya Jawa Timur sebagai lead ekspor industri manufaktur.

“Kami berharap pameran ini dapat mendorong pertumbuhan industri lokal di tengah upaya resiliensi paska pandemi serta mendukung penguatan daya saing sektor manufaktur lokal,” ujarnya.

Para pelaku industri manufaktur dalam dan luar negeri yang berpartisipasi di event ini diantaranya IKM binaan Disperindag Jawa Timur, E-T-A Indonesia, First Machinery Trade, JETRO Jakarta, Mitsubishi Electric Indonesia, Nord Drivesystems, Otano Multi Mesindo, Riyadi Group, Stechoq Robotika Indonesia, Taesin Indonesia, Takamaz Indonesia, hingga Trakindo.

 

Penulis : Kontributor Surabaya, Achmad Faizal
Editor : Aprillia Ika

Source: https://money.kompas.com/read/2022/07/13/202700726/emil-dardak–industri-manufaktur-lokal-dongkrak-pertumbuhan-ekonomi-jatim?page=all